Senin, 27 Desember 2010

PENDIDIKAN DAN E-LEARNING DI SEKOLAH


Pemerataan Pendidikan? (Phillip Rekdale)
Kapan kita akan mempunyai cukup komputer dengan Internet untuk memikirkan E-Learning di Tingkat Sekolah? Kalau kita ingin meratakan pendidikan oleh E-Learning, berarti semua sekolah akan mempunyai cukup komputer untuk mengajarakan "Pembelajaran TIK yang betul penting" dan banyak sekali komputer lagi untuk mengakses bahan online?
Kenyataan: "Sekarang satu komputer untuk 2.000 siswa" (1:2.000). Harapan (dan target) Kemendiknas adalah Satu komputer untuk 20 siswa (1:20) pada tahun 2015 [kalau dapat dicapaikan] (pas cukup untuk belajar Mata Pelajaran TIK, tetapi tidak cukup sama sekali untuk mulai menggunakan Pembelajaran Berbasis-ICT secara nasional kan?). Jadi, kalau kita berani mimpi, satu komputer untuk dua (2) siswa mungkin terjadi kepada tahun berapa? - Jangan lupa bahwa setiap 5 tahun komputernya akan "obsolete" (ketinggalan zaman) dan perlu diupdate atau diganti, kan? Kapan Cukup Ya....?

E-Learning Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Katanya tujuan pendidikan kita adalah untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi. Bagaimana ini dapat dicapaikan oleh E-Learning, maupun Teknologi Informasi Komunikasi (TIK)? Bukan Pembelajaran Berbasis-ICT Mengancam Mutu Pendidikan? Stratetgi E-Learning adalah cocok untuk pembelajaran secara "hafalan" dan di mana kita ingin membentuk "perilaku yang seragam" (Berbasis-Behaviorisme) maupun E-Learning adalah pembelajaran yang sangat pasif kan? Tidak efektif di dalam kelas..

Teknologi Pembelajaran Yang Tepat Guna Sudah Ada Di Semua Sekolah
Kalau menggunakan "Ilmu Teknologi Tepat Guna" (Ilmu Teknologi Pendidikan) komputer jarang dipakai di kelas, dan tidak perlu, sebetulnya (Jarang Tepat Guna).
"Teknologi Tepat Guna (TTG) sudah ada di semua sekolah di Indonesia "Sekarang", dan guru-guru hanya perlu belajar caranya menggunakan TTG secara efektif, dan bersama PAKEM kita dapat mencapaikan Pendidikan Standar Dunia. Maupun Menggunakan Strategi/Metodologi TTG (Yang Berbasis-Pedagogi) Adalah Cara Terbaik Untuk Mengintegrasikan Semua Macam Teknologi Dalam Pendidikan.
Pembelajaran Berbasis-ICT Di Kelas Dapat Sangat Mengancam Perkembangan SDM (Maupun Perkembangan Guru) Yang Kreatif Di Indonesia.
E-Learning Adalah Lebih Efektif Di Dunia Bisnis Dan Industri
(Pelatihan Staf dan Karyawan)
Industri Kreatif TI akan Naik 20 Persen
"SURABAYA--MI: Pertumbuhan industri kreatif berbasis teknologi informasi (TI) secara nasional tahun ini optimistis naik 20 persen, yang disumbang oleh dominasi pengusaha yang bergerak dalam bidang perangkat lunak (software)."

"Keyakinan ini, karena omzet dari industri kreatif tahun lalu sebesar Rp100 triliun lebih besar dari industri otomotif. Dari angka tersebut, 50 persen lebih berasal dari total omzet pelaku usaha piranti lunak, kata Direktur Industri Telematika Ditjen Industri Alat Transportasi dan Telematika Departemen Perindustrian, Ramon Bangun, di Surabaya, Rabu."
Sekarang kebanyakan pihak di lapangan sudah mengerti kesulitan untuk membuat bahan e-Learning yang bermutu, dan retorikanya sudah mulai menurun. Tetapi ada beberapa perusahaan di Indonesia yang membuat produk yang sangat bermutu dan kami ingin 'showcase' perusahaan-perusahaan tersebut dan produk-produk mereka. 

AmazingEdu Software Pte Ltd is a fully Indonesian Owned International Marketing Company and has been a Pioneer in developing Computer Educational Software since 1986. They have produced a series of Educational Software for Primary and Secondary schools: Amazing Mathematics and Amazing Physics launched in April 2001.
A long research and development program together with a very experienced and professional development team has resulted in very high quality products. AmazingEdu product superiority can be seen by comparing it with similar products from United Kingdom, Malaysia, Singapore, South Korea, USA, Poland etc.

Guru Kesulitan Manfaatkan Software Pendidikan
Pembelajaran dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi terus dikembangkan di sekolah-sekolah. Namun, minimnya pelatihan yang berkelanjutan kepada guru-guru mengakibatkan pemanfaatan sarana software pendidikan yang disediakan pemerintah tidak maksimal."
"Salah satu kesulitan yang dirasakan guru yakni pemanfaatan software pendidikan jenis virtual laboratorium untuk siswa SMP yang merupakan produk luar negeri. Sejak dibagikan ke ratusan SMP pada tahun lalu, pemanfaatan CD pembelajaran virtual lab di sekolah belum maksimal."
"Meskipun aplikasi di lapangan untuk software virtual laboratorium masih belum maksimal, pemerintah kembali memprogramkan penggadaan CD software pembelajaran Biologi, Fisika, Kimia, dan Matematika, tingkat SMP pada tahun ini. Pengadaan paket CD software pembelajaran tersebut menyerap anggaran negara sekitar Rp 15 miliar."
"Namun, proses tender CD software pembelajaran tingkat SMP itu diprotes sejumlah perusahaan software dalam negeri yang mendaftarkan diri. Pasalnya, spesifikasi yang ditetapkan panitia dinilai mengacu kepada produk software asing yang sudah didistribusikan di Indonesia."
"Sejumlah peserta tender yang melayangkan surat protes kepada Menteri Pendidikan Nasional yang ditembuskan juga antara lain ke Presiden RI mempertanyakan komitmen pemerintah dalam pengadaan jasa/barang yang seharusnya memprioritaskan produk dalam negeri, sesuai Instruksi Presiden RI Nomor 2 Tahun 2009 tentang Penggunaan Produk Dalam Negeri Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Mereka menilai persyaratan yang ditetapkan menutup peluang perusahaan software edukasi di Indonesia, tetapi secara jelas mengacu ke produk asing."